Beda Zaman Beda Cerita Gaes

 
Beda zaman beda cerita donk gaes. Bagi bocah zaman sekarang. Kenikmatan bermain adalah bisa pegang stik game, nenteng si gadget, SELFIE #ihhhh, ng-ALAY =D dan sejenisnya. Yah. . . bocah-bocah yang lahir di generasi digital. Kebanyakan lebih banyak berinteraksi dengan gadget, dari pada sesama anak sepantaran. Makannya gue ndak heran banget, kalo sekarang banyak kasus di sekolahan sering terjadi bullying secara fisik sesama teman sejawad. :’(

Nah, beda banget sewaktu gue masih bocah. Saat teknologi belum semrongos sekarang. #Ehhhh, maksudnya semaju kayak sekarang. Penggunaan tekonologi gadget bagi anak-anak, tanpa pengawasan dari orang tua tuuuh, efeknya lebih bahaya dari minuman oplosan. #Pfffft Otak anak bisa mabuk dikendalikan oleh imajenasi liar yang di pindai dari vidio game atau medsosos. Bocah zaman sekarang, setelah kepalanya jenuh dengan vidio game atau medsos, lalu masuk ke lingkungan sekolahan, cara bermaian, bersentuhan sesama teman, kasar banget. #hikshikshiks
 

Zaman gue dulu, mainan canggih cuma satu. Apa?. Saat gue dan temen-temen sekampung lagi enak-enakan main benteng-bentengan. Tiba-tiba, terdengar suara pesawat yang datang dari udara. Kami semua kompak, berdiri di halaman rumah, lalu kepalanya mendongak bersama ke atas, kemudian bilang. “Montor mabur jalok duwite, ceblokno sak koper.” #edan yowben. Nonton pesawat terbang pada masa itu, pemandangan istimewa yang lebih sekedar dari jalan-jalan Dharwa Wisata. =D #Maklum cah deso jeh.
Dan jika hal ini masih terjadi sampai sekarang. Sebagian orang yang kurang menghargai harmonisasi perbedaan. Mungkin di kira “minta duwit ke montor mabur” di cap sebagai. . . . . . emmmm. Nah, zaman SD gue dulu, banyak banget mainan tradisional yang di ciptakan langsung dari alam. Ketika negara Jepang sudah menciptakan, meriam. Kami sudah lebih dulu menciptakan long karbit #GueHarapKalianTau. Ketika negara Rusia sudah menciptakan senapa mesin, kami lebih dulu sudah menciptakan bedil-bedilan. Ketika negara Jerman sudah bisa menciptakan pesawat terbang, kami lebih dulu bisa menciptakan layang-layangan dari daun kering pohon suroh. #Cakeep
 

Jajanan gue sih sederhana, murah meriah, tetapi jajanan sehat yang tidak mengandung macam macam pengawet, , pewarna borax, dan bahan kimia lainnya , apalagi dari bahan bahan sintetis dan palsu; Gethuk, Pasung, Dumbek, Tiwul, Lumpia, dadar gulung, Kompyang, Moho, Getuk lindri, tetel, gulali, es cao. cendol, es gandul, es lilin, putu ayu, jamu beras kencur, kunir asem, es gronjong adalah jajanan sehat generasi gue.
Bayangin aja, uang saku gue dulu waktu SD cuma 500 rupiah *mentog tapi kami bahagia berangkat sekolah jalan kaki sejauh ratusan meter tanpa takut ditabrak motor, diculik, digendam bahkan dibegal :) . Gue terbiasa membagikan uang saku yang tidak seberapa itu ke teman gue yang lupa membawa uang saku, karena kami adalah senasib dan sepenanggungan disekolah. #CakepLagi
 

Gue terbiasa dijewer guru , distrap, bersihin halaman sekolah, bersihin kantor bila kami bandel kagak mentaati peraturan sekolah tanpa menuntut dengan Undang Undang perlindungan Anak karena gue sadar gue sedang didik dan diajar, oleh guru gue yang fungsinya sebagai pendidik dan pengajar,, bukan seperti guru sekarang yang takut oleh Undang undang perlindungan anak dan hanya berfungsi sebagai pengajar saja,, meninggalkan fungsi pendidik karena takut dituntut oleh orang tua murit #kessian

Berdasar penelitian beberapa psikolog
GENERASI BAHAGIA Itu, generasi kelahiran 1970-1980,
Dan itu adalah kami.

Kami adalah generasi terakhir yang masih bermain di halaman rumah yg luas. Kami berlari dan bersembunyi penuh canda-tawa dan persahabatan. Main Petak Umpet, Panas dingin, Benteng-bentengan, Gobag sodor, Lompat tali, Masak-masakan, Jepret karet, jamuran, putri putri Melati tanpa peringatan dari bapak ibu hingga malam. Kami bisa memanfaatkan gelang karet, isi sawo, biji asem, kulit jeruk, daun daun atau bahkan batre bekas dsb menjadi permainan yg mengasyikkan. Jadi juga pernah main mercon bambu dengan karbit yg kini dilarang polisi.
 

Dan semua permainan diatas 101% bisa dilihat sisanya di film Upin Ipin. Ya, karena nenek moyang malaysia banyak yg migran dari Indonesia.
Kami dulu suka nyanyikan dan jadikan contoh lagu si Kancil Anak nakal, yg sekarang malah anak anak nyanyi lagu barat. Bahkan anak sekarang tidak akan pernah tahu bagaimana rasanya lari dikejar main petak umpet, panas dingin, benteng-bentengan. Anak sekarang hanya lari seminggu sekali, itupun acara olahraga sekolah.
Tiap sore kami menunggu cerita radio, berkirim salam lewat penyiar radio, buat temen ntuuh. Kamilah generasi yang SD nya merasakan papan tulis berwarna hitam, masih pakai pensil dan rautan yang ada kaca di salah satunya. Kamilah generasi yg SMP nya masih pakai papan tulis hitam dan kapur putih. Generasi yang meja sekolahnya penuh dengan coretan kejujuran kami melalui tulisan Tipe-X putih, generasi yang sering mencuri pandang teman sekolah yang kita naksir, kirim salam buat dia lewat temannya dan menyelipkan surat cinta di laci mejanya. #Cieeeh
 

Kami tumbuh diantara para legenda cinta spt kla Project, dewa 19, padi, masih tak malu menyanyikan lagu Sheila on7, dan selalu tanpa sadar ikut bersenandung ketika mendengar lagu: mungkin aku bukan pujangga, yg pandai merangkai kata, pria kesepian, #huuuuhuu
Kami generasi bersepatu Warrior dan rela nyeker berangkat sekolah tanpa sepatu kalau sedang hujan. Cupu tapi bukan Madesu.
Sebagai anak bangsa Indonesia, Kami hafal Pancasila, Nyanyian Indonesia Raya, maju tak gentar, Teks proklamasi, Sumpah Pemuda, Nama nama para Menteri kabinet pembangunan tiap periode dan Dasadharma Pramuka.
 

Kini disaat kalian sedang sibuk2nya belajar dengan kurikulum mu yg njelimet, kami asik2an mengatur waktu untuk selalu bisa ngumpul reunian dg generasi kami.
Betapa bahagianya generasi kami
maaf adik2... kalian belajar yg keras ya untuk mendapatkan kebahagian cara kalian sendiri... Dan di jaman kalian sendiri. Dan bisa juga membandingkan dengan tulisan ini kelak. Tapi jangan sampai jadi alay yah #Pffffft
 

MAAF kalau kalian IRI dengan kebahagian generasi gue sama temen gue doloo karena sulitnya untuk berbahagia digenerasi sekarang dengan ketatnya persaingan dan kompetisi hidup dinegeri Nusantara yang kaya raya sumber daya nya ini karena kesalahan pengurusan atau entah apa ?? #emmmmt
Maafkan bila kalian tidak bisa sebahagia gue Generasi yang Lahir 70- 90 an
Salam sayang dari gue.
Oiya, gue BUKAN 35-45 tahun, gue 20 tahun ... dengan 20 tahun pengalaman.



Selamat berbagi kebahagiaan Smile  :)


Share: