Rangkaian Episode Kehidupan

Maha Suci Allah yang masih memberikanku kesempatan merasakan nikmatnya menghirup segarnya udara subuh hari ini, yang masih memberikanku kesempatan untuk memperbaiki diri, yang masih memberikanku kenikmatan atas nikmat sehat, iman dan islam yang aku berharap untuk selalu ditetapkan hingga nyawa meninggalkan badan.

Menurut kalender Masehi, hari ini adalah tanggal 24 Maret 2016 bertepatan dengan hari ulang tahunku yang ke-23. Hm..hari ini menjadi begitu bermakna bagiku....Sebuah hari dimana dulu saya pernah dilahirkan.  Ucapan selamat dan doa dari keluarga, dan sahabat mengalir deras menghiasi inbox hpku, facebook, email, blogg.  Yah..dunia memang biasanya menjadi lebih indah pada saat kita berulang tahun. Semua memberikan kata-kata indah dan penuh makna.

Pagi ini aku terbangun dengan penuh kesyukuran. Bersyukur masih diberikan kesempatan untuk menghidupkan sepertiga malam, 'bercengkrama' dengan Sang Pemilik jiwaku.
Alhamdulillah,,,,

23 Tahun yang lalu ketika pertama kalinya aku melihat dunia. Tanpa terasa sekarang telah sampai usiaku dalam kedewasaan.  Ya Allah, kini aku sudah dewasa, mencoba mengais hidup, mencoba menerjang hidup, jadikanlah aku menjadi khusuk dan tawadhu dalam menerima hikmah dan berkahMu.
Rabb...Hari ini bertambah usia dalam hitunganku dan berkurang pula usiaku dalam hitunganMu.
Tidak terasa.....
Hari demi hari terus berganti...
Minggu ke minggu terasa singkat sekali,...
Bulan pun kian berganti bulan,
Tahun berganti tahun,,
Rabb....
Singkat sekali rasanya...

23 Tahun,,,,, Ya Allah terima kasih sudah menambah umurku satu tahun lagi, ntah berapa umur lagi yang nanti Engkau berikan kepada hambaMu ini, tapi yang ku mohon berikan kesempatan untuk berbuat terbaik dalam menjalani episode kehidupan ini.
Ya Allah,, terima kasih untuk setahun yang luar biasa yang Engkau berikan kepadaku, Terima kasih untuk jalan yang Engkau lapangkan, dan segala kemudahan yang Engkau berikan.
Rabb, Terima kasih untuk pelajaran yang Kau berikan, bahwa semua akan indah pada waktunya. Engkau bukakan mataku, bahwa walaupun sering ku rasa pahit dan perih, rancanganmu selalu yang terbaik dan indah.

Rabb..setahun ini aku banyak belajar tentang hidup. Belajar bahwa semua yang ada di dunia ini hanya milikMu semata. Semuanya bisa Kau ambil kapan saja dan Kau gantikan dengan kehendakMu. Ya Allah, ajarkan padaku agar tidak meminta kembali apa yang hilang, tapi ajarkan padaku untuk percaya bahwa apa yang Engkau berikan adalah yang terbaik.
Kupasrahkan setiap tarikan nafasku, setiap langkahku hanya kepadaMu sekarang dan selamanya.
Semoga hari ini menjadi sebuah optimisme baru,
Diambang batas hari ini, saya memasuki usia 23 tahun.

Make a wish...............
Dihari ulang tahunku ini, aku ingin mengirim doa untuk sepasang Malaikatku. Ayah dan Ibu yang sangat aku sayangi.
Ya Allah,,berikan kesehatan, perlindungan dan cintaMu untuk mereka. Dalam setiap pinta dan doaku, berharap agar aku bisa menjadi anak yang dapat mereka banggakan. Aamiin.
Ya Allah,,,,,
Panjangkanlah usiaku agar aku dapat hidup dan menjadi bermanfaat bagi ummatMu yang lain.
Ya Allah,,,,
Jadikanlah aku termasuk ke dalam hambaMu yang senantiasa bersyukur terhadap rezeki dan anugrah yang Engkau berikan.
Ya Allah,,,,
Jadikanlah sisa hidupku sebagai kebahagiaan.

Bismillah,,,kembali ku azzamkan dalam tekadku untuk menjadi pemenang dalam kehidupanku. Akan kukobarkan semangat dalam jiwaku untuk menjadi yang terbaik untuk agamaku, keluargaku dan orang-orang yang aku cintai dan mencintaiku.
Semoga aku bisa memanfaatkan sisa umurku dengan seoptimal mungkin dengan kebaikan-kebaikan dalam berbagai bentuk. Rabb dengan penuh harap aku memohon semoga Engkau meridhoi setiap hembusan nafasku, detakan nadi dan jantungku, desir rasaku, kejapan mataku, langkah kakiku dan setiap tindakan dari setiap komponen penyusun aku dan tubuhku.

Happy Birthday Kaa....
Keep Smile, Keep Azka...
Allah is always be inside of you.
Share:

Aku, Ingin Menyembuhkan Lukamu

Aku ingin menyembuhkan lukamu ketika kamu berkata belum bisa memulai lembaran ini,
Aku ingin menyembuhkan lukamu meski sadar bahwa kau terlalu keras kepala untuk menyadarinya,
Aku ingin menyembuhkan lukamu jika kamu beri sedikit kesempatan,
Aku ingin menyembuhkan lukamu sebisaku, seikhlasku, sesayangku terhadapmu,
Aku ingin menyembuhkan lukamu meski tidak pernah kamu biarkan aku berlama-lama disisimu ,
Aku ingin bahkan sangat. meski dalam diam, meski dalam doa, meski dalam hati dan meski dalam pengabaianmu.
karena kesalahan lalu kamu takut memulai sesuatu hal yang dengan tergesa-gesa kusebut cinta,
kamu berusaha sendiri membalut luka kasat mata itu dengan perlahan tapi pasti tanpa pernah sadar bahwa aku ingin membantumu.

aku tahu rasanya kesulitan meninggalkan bayang yang seakan menguntit, aku tahu bagaimana rasanya dicekik rindu saat kenangan itu berotasi, aku tahu bagaimana rasanya harus berusaha sembuh dari luka yang ternyata masih basah direlung hati tapi yang aku tidak pernah tahu bahwa ternyata seorang yang buatku meninggalkan penyiksaan itu sulit melepaskan dirinya sendiri, andaikan saja pelukku dapat sedikit mengobatimu, andai pelukku dapat sedikit saja merebut hatimu.

kamu masih tertatih melupakanku dan akupun tertatih melupakanmu .
entah dulu aku yang tergesa-gesa berada disisimu ataukah kamu yang tergesa-gesa memperkenalkan namamu padaku, memperkenalkan ku rasa yang mendebarkan, membuatku tergoda untuk mencicipi sebuah kisah baru denganmu namun dilepaskan begitu saja tanpa satu janjipun akan kembali. Aku... aku ingin menyembuhkan lukamu yang baru saja kamu ungkap meski luka karenamu saja belum kusembuhkan .

kisah kita memang singkat, kalut, mengambang tapi entah dari mana rasa ini muncul.aku bertahan , berkata cinta padamu, berucap rindu dalam bisikku, meneteskan tangis karena pilu ucapmu. aku sama sepertimu, tidak dapat membaca hatiku sendiri, tidak dapat me-reka inginku, tidak dapat berkata melupakan dengan mudahnya.
lalu, menurutmu apa ini berlebihan? apa ini tidak dapat dicerna logika? apa ini tuntutan?

aku mencintaimu dari sedikit waktu yang tuhan berikan padaku untuk bersamamu, ya, waktu akan terasa singkat diduniaku dengan mengakarnya penyakitku.
aku merindukanmu dari banyak waktu yang tuhan berikan pada jarak untuk merampasmu,
aku menginginkanmu dari rasa yang tuhan biarkan menjalar dihatiku tanpa pernah kuminta merambat dengan cepatnya .

apa salah jika aku begini? jika kamu katakan ini salah, lalu kamu juga berarti salah .
sebab kita hanyalah dua orang yang sulit menebak rasa yang menyiksa. ingin melepaskan namun terikat, ingin melupakan namun dikenang, ingin saling menyembuhkan namun nyatanya? hanya menyakitkan.

aku mungkin mengenalmu tidak dari setiap sisimu yang selalu menyimpan teka-teki untukku,
aku mungkin mengenalmu hanya separuh dari dirimu,
aku mungkin mengenalmu tidak seperti teman lelakimu.
tapi apa salah jika kukatakan aku mampu mencintaimu lebih? dan apa salah jika kukatakan aku ingin berada disisimu
Share:

Inspirasi Negara Badjingan

Dibalik semangat api yang membakar realita
Diantara dinginnya es yang membekukan logika
Terselip cerita dari sebuah legenda
Menggores luka sebuah negara yang sedang tersiksa

Sang pemuda yang main wajah bersandiwara
Sang pemudi yang terlena bertopeng sebuah cerita sinema
Lupa sumpah
Lupa janji
Lupa jatidiri
Lupa harga diri
Lupa negeri sendiri

Pena sejarah kini terhenti di ujung waktu
Tidak ada lagi guratan sajak perjuangan mengharu-biru
Tidak ada lagi bait-bait puisi tentang kejayaan mengebu-gebu
Hanya sebaris kata-kata tentang negeri yang sedang pilu

Dibalik sebuah catatan sejarah sebuah sumpah
Para pemuda kini bertutur kisah tanpa rupa
Para Pemudi kini hidup seperti sosok tanpa nyawa
Berkolaborasi melahirkan ribuan cerita tanpa makna

——————————————————————-

Dibalik kursi tahta berilmu
Kau buang waktu menjadi debu
Kau padamkan gelora jiwa yang sedang menggebu
Berselimut buku bersampul bisu

Dibalik doa beralas sajadah
Kau panjat pinta tanpa ibadah
Kau harap dunia takjub menatapmu
Terjawablah dengan restu yang kelu

Dibalik dunia yang bergulir
Kau hanya bebal ikut mengalir
Meski neraka telah menjadi musim
Kau mengikutinya dengan lazim

Dibalik limpahan barisan pincang
Negeri ini retak kian tergoncang
Merdeka tak lagi beraroma
Mengisinya hanya sebuah gema

Tak ingatkah kau sumpah pemuda
Kini ditanganmu telah menjadi sampah!!
Share:

Orkestra Angkara Murka

Yang kulihat hanya tanah lapang kosong dan tandus..
Yang kurasakan hanya tiupan angin kesengsaraan..
Aroma kematian..
Tangisan kelaparan..
Jeritan kesakitan..
Teriakan ketidakberdayaan..
Dari  jiwa-jiwa yang dikhianati kehidupan…

Aku berdansa di ujung jurang kegelisahan jiwa..
Aku menari ditepian lautan keresahan hati..
Aku berlari diantara tebing kegundahan rasa..
Aku berdiri diatas nyanyian ketiadaan arti..

Yang kulihat hanya tanah lapang kering kerontang..
Yang kurasakan hanya sapaan angin kedustaan..
Tetesan air mata..
Isakan tangis bayi..
Rengekan bocah kecil..
Korban janji palsu penguasa angkara murka..

Dunia bukan dunia lagi..
Alam bukan alam lagi..
Kehidupan bukan kehidupan lagi..
Manusia bukan manusia lagi..
Tuhan bukan tuhan lagi..
Firmannya bukan firman lagi..
Semua sabda hanya celotehan camar kelaparan…

Aku terjebak dalam symphoni orkestra angkara murka…
Share:

Tak Lagi Ada

Aku mengerti tentang luka yang tak sepenuhnya ku pahami bagaimana cara menyembuhkannya, aku mengerti tentang kecewa yang tak selamanya ku tau bagaimana caranya untuk kembali bahagia.
Aku memahami tentang kamu yang tak seutuhnya mampu jadi yang terbaik bagimu dengan semua kekurangan dan kesalahan yang aku punya dan yang ku buat.
Aku tak pernah impikan langkah sempurna bersamamu, yang selalu ada dalam anganku adalah aku bisa tumbuh dewasa bersamamu, mengajariku bagaimana untuk bersikap kala keadaanmu tak menentu.
Aku mempelajarimu dari diammu, dari kekakuanmu, dan dari caramu menjauh. Tak sepenuhnya aku mampu membaca apa yang tak terucap, karena aku dilahirkan untuk bisa berkomunikasi denganmu, bukan membaca pikiranmu.
Tentangmu bukan bicara luka, tapi bicara bagaimana aku bisa terus tumbuh jadi lelaki dewasa tanpa memaksakan kehendakku untuk bisa bersamamu saat ini.
Aku bukan tak pernah terluka, namun kali ini aku tak harapkan lagi luka itu ada. Aku bukan sosok yang mudah menyayangi lalu ingin bersama, tapi aku mudah terluka lalu diam bersama sedih.
Bagaimanapun langkahku kemarin bersamamu, bagaimanapun semua cerita bersamamu, apapun yang dijalani kemarin, adalah sebuah kenangan dalam tulisan.
Kita tak pernah bertatap muka untuk bicarakan ini, tapi aku tau pasti Tuhan mengerti bagaimana hati menolak untuk berdekatan.
Tuhan mengerti bagaimana untuk menjauhkan yang tak mungkin bersama.
Aku tak pernah usapkan apapun yang ada pada dirimu, termasuk airmata dan luka, aku hanya hadir untuk menyemangati, lalu kini tugasku sudah selesai. Aku hanya titipkan satu nama pada Tuhan, agar nama itu IA yang menjaga, karena aku tau penjagaanku tak akan lagi sampai kepadanya.
Bagaimanapun rindu itu ada, aku hanya ucapkan dalam do'a, tanpa harus ku katakan lagi apa yang sebenarnya aku rasakan.
Tuhan yang tau apa yang kamu butuh, hanya ada do'a untuk menguatkanmu, aku hanya ingin Tuhan bahagiakanmu dengan mewujudkan apapun yang kamu impikan.
Bagaimanapun langkah yang sendiri tidak akan benar benar baik jika terbiasa bersama, dan kini aku membiasakan diri untuk sendiri, karena aku tau kamu dihadirkan bukan untuk melukai, bukan untuk menyakiti, tapi untuk menjadi pembelajaran bagiku tentang banyak karakter yang belum pernah aku temui.. aku tau aku kuat dengan caraku melalui jalan yang Tuhan tetapkan.

Bahagia untukmu selalu :')
Share:

Tuhan, Aku Lelah. . . . .


Tuhan, sekali saja, aku ingin dimengerti.
Aku tak tahu sudah seberapa banyak aku mengerti. Tapi kali ini: cukup, aku sudah benar-benar mengerti. Mungkin memang tak seberapa sering, tapi aku yakin aku lebih banyak mengerti. Aku selalu memaklumi. Tapi kumohon, Tuhan, kali ini biarkan aku yang dimengerti.
Karena aku sudah cukup lelah menghadapi hidup…
Menghadapi kenyataan bahwa aku tak luar biasa, bahwa hatiku ternyata sedang rapuh, bahwa aku sedang ingin banyak tersenyum, bahwa aku tak ingin lagi menangis. Sulit memang. Air mata itu seperti teman. Selalu ada dan tak ada habisnya. Tapi kuyakin bisa, karena biasanya selalu bisa.
Ini hanya kali ini, Tuhan. Aku ingin didengar. Aku ingin dimengerti. Aku sedang di ambang kerapuhanku.
Meski di sisi lain aku ingin tahu, sejauh mana aku bisa bertahan. Bahwa aku tegar. Bahwa aku mampu melewati semua yang ada pada masanya.
Dan, Tuhan… Aku tahu Kau dengar:
Tuhan, aku ingin pulang.
Share: