Letih . . . . . . !!!!

Mengekang nafsu serta menahan penderitaan
Juga menanti perubahan yang engkau kehendaki
Aku mengerti betapa tergores hatiku
Dan betapa terinjak harga diriku, tercampak
Mereka yang merangkulku manakala diri ini dibutuhkan
Namun, mereka memasungku saat tubuh ini tak dibutuhkan.
Adilkah . . . .? keharuan menyentuhku..
Dalam letihku, raga ini tetap tegar
Walau sebagai terbuang, terpasung.
Raga yang tenang dan diam bagai karang
Dalam diam-ku, tetaplah tegak…
Bagai tebing terjal yang kerap ku panjat
Pantang menangis bila tak perlu
Walau tersudut tetap menunggu
Tabah tersenyum walau terluka
Mereka akan terbahak manakala tubuh ini tersudut
Namun demikian tetaplah bersabar
Menahlukkan diriku sendiri
Jangan takut . . . .
Walau aku tahu mereka bersekutu
Karena suatu saat kelak
Sang gunung akan meledak
Bahkan gunung terkecil sekalipun
Dan, di saat itu mereka akan tahu
Betapa buasnya harimau luka
Apabila disulut dendamnya
Maka dari itu,
tegaklah lagi, berlarilah dan cakar kejamnya setiap perlakuan.

Share: