Kebenaran

“Jangan berbicara masalah kebenaran jika kamu belum punya akal..jangan berbicara masalah keyakinan jika kamu tidak punya hati, karena kebenaran dan keyakinan sumbernya dari akal yang sehat dan hati yang suci” -Abdul MM.-

Dari jaman nenek moyang sampai sekarang orang-orang sering bertanya apa itu kebenaran dan sebagian besar orang mencarinya dan memunculkan argumentasi tentang kebenaran dengan berlandaskan teori-teori dari berbagai sisi keilmuan, dan seringkali ada sebagian orang berteriak dengan lantang “saya sudah menemukan kebenaran!!” walaupun kebenaran yang dia temukan belumlah tentu di anggap benar oleh sebagian yang lain.

Sampai sekarang arti “kebenaran” itu tetaplah abstrak dan seringkali dalam prosesnya menyebabkan konflik horizontal karena semua orang sama-sama mempunyai versi “kebenaran” masing-masing. Maka dapat dikatakan bahwa kebenaran adalah hal yang bersifat subjektif dan majemuk.

Kebenaran itu seperti udara, kita dapat merasakan kehadirannya namun tidak mampu melihatnya dengan nyata bentuknya. Mungkin memang Tuhan menciptakan kebenaran sengaja untuk diperdebatkan dan diperselisihkan oleh manusia.

Ketika kita berbicara masalah kebenaran tentu akan berbading lurus dengan keyakinan dalam artian semakin kita merasa benar tentang sesuatu maka kita akan semakin yakin dan meyakini tentang sesuatu itu.

Pertanyaan selanjutnya yang muncul adalah darimana sumber kebenaran dan keyakinan?? apakah dari hati atau dari akal?? (dan sampai sekarang belum ada bidang keilmuan apapun yang menjelaskan secara pasti dimana letaknya hati apakah di liver atau jantung atau dibagian tubuh yang lain, akalpun demikian apakah memang adanya di otak atau tempat lain) dan kembali saya menyerahkan semua jawabannya kepada anda semua.

Akan tetapi satu hal yang harus digaris bawahi sejahat-jahatnya manusia apabila ia akan melakukan kejahatan ia tahu persis bahwa apa yang ia lakukan adalah salah.
Paragraf terakhir ijinkan saya mengutip argumentasi seorang teman pada blognya yang berisi seperti ini :

“Apakah kebenaran itu? Apakah yang kaulakukan selama ini sudah benar? Apakah yang kau yakini itu benar? Semuanya hanya berupa jalan yang bercabang dua. Yang harus dipilih adalah jalan yang kiri atau yang kanan. Karena dikiri adalah jalan yang benar dan yang kanan adalah jalan yang betul. Semuanya terserah pada kata hati mu karena kata hatimu adalah jawaban yang terbaik.”
Share: